Telah kau resapi keluhku,
juga kau jilati peluhku
untuk sebuah pengertian cinta
Esok aku tak datang lagi
membaca mata dan tubuh resahmu,
berkisah tentang malam yang pilu.
Karena aku tak bisa membebaskan diri
dari jebakan misteri semesta yang
setiap saat mengalunkan ayat-ayat kematian.
Apa yang kau lakukan,
Bila semesta menyembunyikan
tidurku di balik tabir mimpi?
Ke mana kau mencariku,
Bila semesta menutup pintu
dan menghapus jejak debuku?
Haruskah melupakanmu?
Seperti aku lalai pada semesta
[rumah kaca, 2003]
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar